SDLC Model Spiral

Pengertian SDLC

Pada awal pengembangan perangkat lunak, para pembuat program (programmer) langsung melakukan pengkodean perangkat lunak tanpa menggunakan prosedur atau tahapan pengembangan perangkat lunak. Dan ditemuilah kendala-kendala seiring dengan perkembangan skala sistem-sistem perangkat semakin besar.
SDLC dimulai dari tahun 1960-an, untuk mengembangkan sistem skala usaha besar secara fungsional untuk para konglomerat pada zaman itu. Sistem-sistem yang dibangun mengelola informasi kegiatan dan rutinitas dari perusahaan-perusahaan yang berpotensi memiliki data yang besar dalam perkembangannya.


Berikut tahapan-tahapan dalam SDLC :
  1. Inisiasi (initiation)
  2. Pengembangan konsep sistem (system concept development)
  3. Perencanaan (planning)
  4. Analisis kebutuhan (requirement analysis)
  5. Desain (design)
  6. Pengembangan (development)
  7. Integrasi dan pengujian (integration and test)
  8. Implementasi (implementation)
  9. Operasi dan pemeliharaan (operations and maintenance)
  10. Disposisi (disposition)
  11. Banyaknya model untuk SDLC, dimana semua memiliki kekurangan dan kelebihan. Akan tetapi hal yang terpenting adalah mengenali tipe pelanggan (customer) dan memilih menggunakan model SDLC yang sesuai dengan karakter pelanggan (customer) dan karakter pengembang (developer).
Spiral Model Aplikasi
Spiral Model sangat banyak digunakan dalam industri perangkat lunak seperti yang selaras dengan proses pengembangan alami dari setiap produk yaitu belajar dengan kematangan dan juga melibatkan resiko minimal bagi para pelanggan serta perusahaan pengembangan. Berikut ini adalah penggunaan khas model Spiral:
  • Ketika biaya ada kendala anggaran dan evaluasi risiko adalah penting.
  • Untuk menengah untuk proyek-proyek berisiko tinggi.
  • Komitmen proyek jangka panjang karena potensi perubahan prioritas ekonomi sebagai persyaratan berubah dengan waktu.
  • Pelanggan tidak yakin kebutuhan mereka yang biasanya terjadi.
  • Persyaratan yang kompleks dan perlu evaluasi untuk mendapatkan kejelasan.
  • lini produk baru yang harus dirilis secara bertahap untuk mendapatkan umpan balik pelanggan cukup.
  • Perubahan signifikan diharapkan dalam produk selama siklus pengembangan. 
Spiral Model Pro dan Kontra
Keuntungan model siklus hidup spiral adalah bahwa hal itu memungkinkan untuk elemen dari produk yang akan ditambahkan dalam ketika mereka menjadi tersedia atau dikenal. Hal ini menjamin bahwa tidak ada konflik dengan persyaratan sebelumnya dan desain.
Metode ini konsisten dengan pendekatan yang memiliki beberapa perangkat lunak membangun dan rilis dan memungkinkan untuk membuat transisi yang tertib untuk kegiatan pemeliharaan. Aspek positif lain adalah bahwa model spiral memaksa keterlibatan pengguna awal dalam upaya pengembangan sistem.
Di sisi lain, dibutuhkan manajemen yang sangat ketat untuk menyelesaikan produk tersebut dan ada risiko menjalankan spiral dalam lingkaran tak terbatas. Jadi disiplin perubahan dan sejauh mengambil permintaan perubahan sangat penting untuk mengembangkan dan menyebarkan produk berhasil.
Model Spiral
Model spiral (spiral model) memasangkan iteratif pada model prototipe dengan kontrol dan aspek sistematik yang diambil dari model air terjun.
Model spiral menyediakan pengembangan dengan cara cepat dengan perangkat lunak yang memiliki versi yang terus bertambah fungsinya (increment).
Gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN0ub9EF9yAZJEC1nWHFCaZJ-fVK6aeTcaugoYQGp46MHWoL4feA4eYq3UykEGlh-j2K3TN77gngr_bt50zFSxAB2qYyi100QgtpvtsO_KCbrZN9FF2U0kK-RXOcOTwmkxLriuENZkE1ZJ/s1600/RPL-Spiral.JPG

Model spiral cocok digunakan untuk mengembangkan sistem perangkat lunak berskala besar karena memiliki proses analisis resiko yang dapat sangat meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dan dengan target waktu dan biaya yang tidak terlalu mengikat.
Model spiral memungkinkan pengembang untuk menggunakan prototipe pada setiap tahap untuk mengurangi resiko



Komentar

Postingan Populer